Segmentasi Pasar
Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses
membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa ke dalam beberapa segmen.
Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan lebih terarah dan efektif
sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Ada beberapa variabel segmentasi
yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti : Usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, latar belakang, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psikografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
Targeting Pasar
Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.
Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli produk dari perusahaan.
**Targeting adalah membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.
Langkah dalam mengembangkan
targeting yaitu :
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi perusahaan.**
Diferensiasi Produk
Diferensiasi
produk adalah upaya dari sebuah perusahaan untuk membedakan produknya dari
produk pesaing dalam suatu sifat yang membuatnya lebih diinginkan atau spesial.
Beberapa produk dibedakan dan produk pesaing oleh kualitasnya. Misalnya
Starbucks menjadi sebuah kedai kopi yang lebih disukai di seluruh negara karena
kopi spesialnya, meskipun harganya tinggi. Kay-Bee Toys menggunakan straregi
pemasaran yang mengkhususkan pada seleksi sedikit mainan yang berkualitas tingi
dari pada bersaing dengan Wal-Mart yang memiliki semua lini mainan.
Semua
perusahaan mencari beberapa jenis keunggulan kompetitif yang dapat membedakan
produk mereka dan produk yang lainnya. Berikut ini adalah beberapa metode yang
lebih umum digunakan untuk membedakan suatu produk
-Rancangan
unik
-Kemasan
unik
-Merek
unik
keuntungan
dari strategi diferensiasi antara lain ;
1. Produk lebih
mudah diingat para konsumen
Pada
dasarnya segala sesuatu yang unik dan berbeda, tentu akan memberikan daya tarik
tersendiri bagi para konsumen. Sehingga mereka lebih mudah mengenali dan
mengingat produk tersebut, dibandingkan produk lainnya yang sudah umum di
pasaran.
2. Produk lebih
unggul dibandingkan dengan produk lainnya.
Jika
produk lainnya sudah dianggap standar oleh para konsumen, dengan menciptakan
diferensiasi maka produk Anda akan terlihat lebih unggul dibandingkan produk
lainnya yang sudah banyak beredar dipasaran. Hal ini tentu sangat menguntungkan
bagi para pemasar, karena dengan produk yang unggul akan memudahkannya dalam membangun
loyalitas konsumen.
3. Harga jual
produk lebih tinggi.
Sebuah
produk yang memiliki keunikan khusus, biasanya akan diburu konsumen dengan
harga berapapun. Jadi tidak heran bila harga jual produk limited edition bisa lebih tinggi dibandingkan
dengan harga produk lainnya yang sudah banyak beredar dipasaran. Karena
kebanyakan konsumen berani membayar mahal, untuk dapat menikmati produk
inovatif yang ditawarkan pelaku pasar.
4. Mengatasi
masalah kejenuhan pasar
Mengingat
penjualan sebuah produk sering mengalami pasang surut sesuai dengan daur
hidupnya yang terus berputar, maka adanya diferensiasi produk dapat membantu
para pengusaha maupun pelaku pasar ketika konsumen sudah mulai jenuh dengan
produk yang biasa ditawarkannya
5. Membantu
terciptanya image produk
Semakin
unik produk yang Anda tawarkan, maka akan semakin memudahkan konsumen dalam
mengenali produk tersebut. Dan semakin banyak konsumen yang mengenali produk
Anda, maka semakin besar pula peluang Anda untuk menanamkan image produk yang
Anda tawarkan di hati para konsumen. Sehingga Anda dapat menentukan positioning yang tepat, sesuai dengan
target pasar yang Anda bidik.
Positioning
Positioning
adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar
dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian
konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam
kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau
mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf
dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi
perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus
menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan
tersendiri.
Menurut
Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so
that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Artinya,
mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan
strategi segmentasi yang dipakai.
Sedangkan
menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik
vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan
tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Peran
Positioning Dalam Strategi Pemasaran
Menurut
Craven (1991:270)bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam
strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam
suatu analisis internal perusahaan(total situation analysis).
Product
Positioning
Dalam
proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan
oleh Regis Mc Kenna (1985: 37), yang juga mengemukakan definisi product
positioning
sebagai
berikut:
“The
positioning process should begin with the product themselves. To gain a strong
product positioning, a company must differentiate its product from all other
products on the market. The goal is to give theproduct a unique position in the
market place.”
Dari
definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus dimulai
dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu
perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi,
harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.
Rumusan
positioning yang dikemukakan Kenna(1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan
melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama,
disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
1.
Perusahaan perlu mengkutitrend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi,
persaingan, sosial, dan ekonomi.
2.
Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3.
Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya
pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi
ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's
better to big fish in a little pond,).
4.
Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian
memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan
harus menyesuaikan strateginya.
Product
Positioning Strategy
Product
positioning sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena penempatan produk
tersebut ditujukan melayani target market tertentu.
Menurut
Kotler (1997:265 ) product positioning dapat dilakukan pemasar dalam
memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:
1.
Penentuan posisi menurut atribut
2.
Penentuan posisi menurut manfaat
3.
Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan Seperangkat nilai-nilai
penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan
dibandingkan pesaingnya
4.
Penentuan posisi menurut pemakai
5.
Penentuan posisi menurut pesaing
6.Penentuan
posisi menurut kategori produk
7. Penentuan posisi harga atau
kualitas
Definisi Positioning
Positioning menurut para ahli
Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the
company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target
customer mind”.
Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen.
Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen.
Jadi Positioning
adalah strategi komunikasi yang berdasarkan pada data yang telah diperoleh dari
segmentasi dan targeting guna memberikan citraproduk kepada pelanggan.
Konsep Positioning
Secara umum, ada tiga tipe konsep postioning :
Ø Functional
positions
ü Pemecahan masalah
ü Menyediakan manfaat bagi konsumen
ü Memperoleh persepsi yang menyenangkan dari investor
Ø Symbolic positions
ü Peningkatan citra diri
ü Identifikasi diri
ü Rasa ikut memiliki dan tingkat penghargaan lingkungan terhadap
perusahaan
ü Membangun pengaruh yang cukup kuat dalam segmen pasar tertentu
Ø Experiential
positions
ü Mampu menstimulasi sensor motorik
ü Mampu menstimulasi sensor kognitif
Pendekatan Positioning
Dalam
melaksanakan positioning produk, bisa ditetapkan melalui salah satu dari empat
pendekatan sebagai berikut:
1. Ciri produk
Suatu produk harus mempunyai ciri tersendiri agar dapat dengan mudah
diingat oleh konsumen.
2. Harga dan
kualitas
Harga yang ditawarkan harus sebanding dengan kualitas yang diberikan agar
tidak terjadinya kesalahan harga yang terlau tinggi ada terlalu rendah.
3. Penggunaan
Kita harus mengetahui pada saat apa dan dalam situasi
apa produk kita dapat digunakan
4. Pengguna produk
Sebelum memasarkan produk tersebut kita harus mengetahui siapa dan konsumen
yang bagaimana yang akan menggunakan produk kita (target market).
Proses Positioning Produk
Pada umumnya, proses postioning produk melibatkan :
- Mendefinisikan ke segmen pasar mana produk
tersebut akan disaingkan
- Mengidentifikasikan dimensi atribut dan kemasan
untuk menentukan seberapa besar pasar
- Mengumpulkan informasi dari konsumen tentang
persepsi mereka tehadap produk dan produk pesaing
- Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap
produk
- Mengukur seberapa besar pasar produk pesaing
- Mengukur kombinasi target pasar untuk menentukan
variabel marketing dalam melakukan marketing mix
- Menguji ketepatan antara
- Daya saing produk kita dengan produk pesaing
- Posisi produk kita dalam persaingan
- Posisi vektor idela dalam marketing mix
Strategi Positioning
Strategi product positioning dilakukan sebagai suatu strategi yang
digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di benak konsumen sehingga produk
tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya
adalah bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan
yang diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan.
Berikut 7 cara atau strategi melakukan product positioning yang
dijelaskan Kotler (1997:265).
1. Pemposisian berdasarkan
atribut (attribute positioning).
Memposisikan dengan cara menonjolkan atribut (komposisi atau bahan-bahan,
ukuran, spesifikasi) produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya.
Contohnya samphoo lifebuoy yang memiliki ukuran lebih banyak namun harganya
sama dengan shampoo lain.
2. Pemposisian berdasarkan
manfaat (benefit positioning).
Dalam hal ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat
tertentu.
Contohnya Hilo teen bermanfat sebagai peninggi badan untuk remaja sedangkan
hilo gold bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang lansia (usia 51thn keatas).
3. Pemposisian berdasarkan
penggunaan (use-application positioning).
Contohnya
Mobil Listrik yang hanya digunakan untuk jarak yang tidak begitu jauh dengan
New daihatsu xenia 1.0 yang dapat digunakan untuk jarak yang lebih jauh seperti
luar kota.
4. Pemposisian berdasarkan
pemakai (user positioning).
Memposisikan sebuah produk berdasarkan target marketnya.
Contohnya Garnier Men yang diperuntukan untuk konsumen laki-laki dan
Garnier Women Pure Active Pore yng diperuntukan bagi konsumen wanita.
5. Pemposisian berdasarkan pesaing (competitor positioning).
Memposisikan berdasarkan produk yang dihadirkan oleh kompetitor, apakah
produk tersebut diposisikan sama dengan kompetitornya atau berbeda.
Contohnya Samsung Galaxy SII vs iPhone 4S yang memiliki spesifikasi yang
hampir sama.
6. Pemposisian berdasarkan
kategori produk.
Memposisikan berdasarkan kategori produk yang dihasilkan. Yaitu berdasarkan
kualitas produk, harga maupun target konsumen yang menggunakan produk tersebut.
Contohnya
: Hp Smartphone dengan hp biasa tentu akan berbeda spesifikasi maupun harganya.
7. Pemposisian berdasarkan mutu
dan harga produk (product category positioning).
Memposisikan berdasarkan harga atau mutu yang ditawarkan oleh produsen,
apakah dengan harga tinggi atau rendah, juga mutu yang tinggi, sedang, dan
rendah.
Contohnya Developer perumahan mewah yang menawarkan rumah berlantai 2
dengan halaman luas dan memiliki fasilitas lengkap (mutu tinggi) maka akan
menjual dengan harga tinggi pula.
Faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam melakukan Positioning :
- be Creative
- Simplicity
- Consistens yet fleksibel
- Own, Dominant, Protect
- User their language
BRANDING
Branding,
merupakan sebuah kata yang berasal dari kata dasar Brand, yang berarti Merek.
Akan tetapi, ketika kita mencari arti kata Branding didalam kamus bahasa
inggris, kita tidak akan menemukan arti yang sesuai. Sedangkan begitu banyak
macam pengertian branding yang bertebaran didunia maya hingga buku sekalipun,
yang tentunya bisa membingungkan kita. Lalu bagaimana arti branding seharusnya
?
Didalam hal
ini, saya menterjemahkan kata Branding dengan arti Memperkuat merek produk
ataupun jasa. Kita semua mengetahui, bahwa fungsi dasar dari sebuah merek
adalah sebagai pembeda antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, dengan
adanya dinamika didalam derasnya kompetisi pasar, sebuah merek membutuhkan
kekuatan dan pengelolaan. Unsur-unsur yang mempengaruhi kekuatan sebuah merek
adalah, dari apa yang anda lihat (tangible), dan dari apa yang anda dengar dan
yang anda rasakan (intangible).
Kedua unsur
diatas merupakan syarat utama untuk membangun kekuatan sebuah merek didalam
kompetisi pasar. Lalu, elemen apa saja yang terdapat di kedua unsur tersebut ?
Elemen-elemen yang terdapat didalam kedua unsur tersebut adalah sebagai berikut
:
- Tangible : Produk,
packaging/kemasan, identitas visual, dsb.
- Intangible : Kualitas produk
dan jasa.
Brand yang
efektif akan menggambarkan siapa perusahaan/Anda, apa yang perusahaan/Anda buat
dan bagaimana membuatnya, sementara pada saat yang bersamaan juga menetapkan
relevansi dan kredibilitas perusahaan/Anda dihadapan prospek klien atau
konsumen. Brand lebih dari sekedar tampilan logo yang menarik secara visual.
BRAND AWARENESS
Apa itu brand awareness? Mungkin sebagian dari kita ada yang belum familiar dengan istilah tersebut. Yang dimaksudkan dengan brand awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah merek. Dalam hal ini tentunya bisa meliputi nama, gambar/ logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk mempromosikan produk-produknya.
Video Praktisi
Bisa dikatakan, brand awareness
menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk
memperkuat brand produknya. Sebab, tak bisa kita pungkiri bila semakin banyak
konsumen yang mengingat brand produk Anda,
maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan.
Menurut Aaker, brand awareness sendiri didefinisikan
menjadi 3 tingkatan, yakni sebagai berikut :- Brand
recognition (pengenalan), merupakan
tingkatan yang paling rendah, dimana para konsumen baru mengenal sebuah
merek dan masih membutuhkan alat bantu untuk bisa mengingat merek
tersebut.
- Brand recall (mengingatkan kembali), kesadaran
merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu
disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand
recall hanya membutuhkan pengulangan/ penyebutan ulang untuk
mengingat merek produk.
- Top of mind (puncak), adalah tingkatan
tertinggi dimana merek tertentu telah mendominasi benak para konsumen,
sehingga dalam level ini mereka tidak membutuhkan pengingat apapun untuk
bisa mengenali merek produk tertentu.
- Pastikan
bahwa nama brand yang Anda usung cukup mudah diingat para konsumen.
Contohnya saja seperti merek air mineral “Aqua” yang sekarang ini menjadi top
of mind dari produk air mineral.
- Buatlah
pesan unik yang membedakan merek Anda dengan produk kompetitor. Strategi
promosi seperti ini bisa kita lihat dari kesuksesan produk biscuit Oreo,
dimana sang pelaku pasar memperkenalkan cara makan oreo yang unik, dan
sengaja menggunakan model anak untuk membidik pangsa pasar yang diinginkan
(konsumen anak-anak).
- Menggunakan
slogan atau jargon yang membantu konsumen untuk mengingat brand. Strategi promosi seperti
ini bisa kita lihat dari kesuksesan iklan Indomie. Dimana sang produsen
mengusung slogan “Indomie..Seleraku!” yang sekaligus bisa membantu para
konsumen untuk mengingat brand mereka.
- Pilihlah
logo atau simbol yang dapat dihubungkan dengan brand produk. Contohnya
saja seperti kesuksesan logo McDonald’s yang menggunakan lambang
menyerupai huruf “m” berwarna merah, sesuai dengan huruf awal yang tertera
pada nama brand mereka.
- Lakukan
pengulangan untuk mempertajam ingatan para konsumen. Dalam hal ini Anda
bisa menjadi sumber inspirasi bagi mereka, meningkatkan daya tarik brand
Anda dimata para konsumen, merangkul konsumen dalam kegiatan promosi, dan
berkomitmen untuk melibatkan brand tersebut dalam setiap kegiatan.
Brand
Equity (Kekuatan Suatu Merek )
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004), dalam
menghadapi persaingan yang ketat, merek yang kuat merupakan suatu pembeda yang
jelas, bernilai, dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing
perusahaan dan sangat membantu dalam strategi pemasaran (p. 2). Keller (1993)
juga menyatakan bahwa brand equity adalah keinginan dari seseorang untuk
melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak. Pengukuran dari brand equity
sangatlah berhubungan kuat dengan kesetiaan dan bagian pengukuran dari pengguna
baru menjadi pengguna yang setia (p. 43).
Beberapa pengertian brand equity adalah:
Beberapa pengertian brand equity adalah:
1. Susanto
dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas
merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan
atau pelanggan (p. 127).
2. East
(1997), “Brand equity or brand strength is the control on purchase exerted by a
brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be exploited to
produce revenue” (p. 29).
Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
3. Kotler
dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential effect that
knowing the brand name has on customer response to the product or service” (p.
292).
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.
Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.
Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.
4.
Soehadi
(2005), kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7
indikator, yaitu:
a.
Leadership
kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik
harga maupun atribut non-harga.
b.
Stability
Kemampuan untuk mempertahankan loyalitas
pelanggan.
c.
Market
Kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja
toko atau distributor.
d.
Internationality
Kemampuan merek untuk keluar dari area
geografisnya atau masuk ke negara atau daerah lain.
e.
Trend
Merek menjadi semakin penting dalam
industri.
f.
Support
Besarnya dana yang dikeluarkan untuk
mengkomunikasikan merek.
g.
Protection
Merek tersebut mempunyai legalitas (p.
147).
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004) yang mengadaptasi teori Aaker, brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori:
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004) yang mengadaptasi teori Aaker, brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori:
® Brand awareness
Beberapa pengertian brand awareness adalah sebagai berikut:
Beberapa pengertian brand awareness adalah sebagai berikut:
· Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon
pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori merek tertentu.
·
Menurut
East (1997), “Brand awareness is the recognition and recall of a brand and its
differentiation from other brands in the field” (p. 29).
Artinya brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek dan pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan.
Jadi brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu brand dan yang menjadikannya berbeda bila dibandingkan dengan brand lainnya.
Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu:
Artinya brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek dan pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan.
Jadi brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu brand dan yang menjadikannya berbeda bila dibandingkan dengan brand lainnya.
Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu:
1. Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap
merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4. Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat
mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat
mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan
memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli
produk/layanan.
4.
Consumption
yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang
menggunakan produk/layanan pesaing.
®
Perceived
quality
Didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang
diharapkan.
Didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang
diharapkan.
®
Brand
association
Adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk.
Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan.
Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.
Adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk.
Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan.
Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.
® Brand loyalty
Merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
1. Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah
pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun
yang ditawarkan. Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam
keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka
berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer
(konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).
2. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas
dengan produk yang digunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan. Pada
dasarnya, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk
mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan
suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe
kebiasaan (habitual buyer).
3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas,
namun memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau
resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain.
Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu
pengorbanan apabila melakukan penggantian ke merek lain. Para pembeli tipe ini
disebut satisfied buyer.
4. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar
menyukai merek tersebut.
Pilihan konsumen terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.
Pilihan konsumen terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.
®
Tingkat
teratas adalah para pelanggan yang setia. Para pelanggan mempunyai suatu
kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut
sangat penting bagi pelanggan baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi
mengenai siapa pelanggan sebenarnya(commited buyers).
® Other proprietary brand assets
Adalah hal-hal lain yang tidak termasuk dalam 4 kategori diatas tetapi turut membangun brand equity (pp. 127-134).
Sedangkan menurut Kim dan Kim (2004), brand equity meliputi 4 hal, antara lain loyalitas merek, perceived quality, citra merek, dan brand awareness.
Adalah hal-hal lain yang tidak termasuk dalam 4 kategori diatas tetapi turut membangun brand equity (pp. 127-134).
Sedangkan menurut Kim dan Kim (2004), brand equity meliputi 4 hal, antara lain loyalitas merek, perceived quality, citra merek, dan brand awareness.
http://mynameisekabayu.blogspot.com/2012/10/pengertian-markom.html