Pages

Saturday, September 13, 2014

Apa Itu Segmentasi, Targeting, Diferensiasi, Positioning, Branding, Brand Awareness, Brand Equity ?

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNWnR1JOdS1UdBb_DoHBqJuh169q0UH-_8Oqc62-Yd8xiQ0UKnc4NqhCc0DdWYZGj5XBmhbkcm8Cpu5RmSdQew93YfjLKu_g5Rx3haEkkkuDCP_sjG0jn4rWinmYxxC8_ceq-j3RMUzPI0/s320/marketing-plan.gif


Segmentasi Pasar

Swastha & Handoko (1997)
mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa ke dalam beberapa segmen. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan lebih terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:

1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti : Usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, geografis. 

2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, latar belakang, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psikografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.



Targeting Pasar
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPAmUlGN1miAQI1gyG1UmYWkz6FSlO9s2PwUP1gILL3pi4Lpm7a_HpfqUa6MVHQzVHM3hr4W5HFF8oDQt-hZI7PjilBIirwNwTFQteXWcjLDM4V5E5Yyhdn8z2r0FtMAHF3WKDtoUk2MN-/s320/%25E2%2580%259CMengetahui-Pasar-Potensial%25E2%2580%259D-Dari-Data-Top-Brand.jpg


        Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008)
 adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.
        Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses yang sangat penting karena akan menentukan siapa yang akan membeli produk dari perusahaan.

   **Targeting adalah  membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu :

1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi  perusahaan.**

Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk adalah upaya dari sebuah perusahaan untuk membedakan produknya dari produk pesaing dalam suatu sifat yang membuatnya lebih diinginkan atau spesial. Beberapa produk dibedakan dan produk pesaing oleh kualitasnya. Misalnya Starbucks menjadi sebuah kedai kopi yang lebih disukai di seluruh negara karena kopi spesialnya, meskipun harganya tinggi. Kay-Bee Toys menggunakan straregi pemasaran yang mengkhususkan pada seleksi sedikit mainan yang berkualitas tingi dari pada bersaing dengan Wal-Mart yang memiliki semua lini mainan.
Semua perusahaan mencari beberapa jenis keunggulan kompetitif yang dapat membedakan produk mereka dan produk yang lainnya. Berikut ini adalah beberapa metode yang lebih umum digunakan untuk membedakan suatu produk

 -Rancangan unik
 -Kemasan unik
 -Merek unik

keuntungan dari strategi diferensiasi antara lain ;

1. Produk lebih mudah diingat para konsumen
Pada dasarnya segala sesuatu yang unik dan berbeda, tentu akan memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Sehingga mereka lebih mudah mengenali dan mengingat produk tersebut, dibandingkan produk lainnya yang sudah umum di pasaran.

2. Produk lebih unggul dibandingkan dengan produk lainnya.
Jika produk lainnya sudah dianggap standar oleh para konsumen, dengan menciptakan diferensiasi maka produk Anda akan terlihat lebih unggul dibandingkan produk lainnya yang sudah banyak beredar dipasaran. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi para pemasar, karena dengan produk yang unggul akan memudahkannya dalam membangun loyalitas konsumen.

3. Harga jual produk lebih tinggi.
Sebuah produk yang memiliki keunikan khusus, biasanya akan diburu konsumen dengan harga berapapun. Jadi tidak heran bila harga jual produk limited edition bisa lebih tinggi dibandingkan dengan harga produk lainnya yang sudah banyak beredar dipasaran. Karena kebanyakan konsumen berani membayar mahal, untuk dapat menikmati produk inovatif yang ditawarkan pelaku pasar.

4. Mengatasi masalah kejenuhan pasar
Mengingat penjualan sebuah produk sering mengalami pasang surut sesuai dengan daur hidupnya yang terus berputar, maka adanya diferensiasi produk dapat membantu para pengusaha maupun pelaku pasar ketika konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang biasa ditawarkannya

5. Membantu terciptanya image produk
Semakin unik produk yang Anda tawarkan, maka akan semakin memudahkan konsumen dalam mengenali produk tersebut. Dan semakin banyak konsumen yang mengenali produk Anda, maka semakin besar pula peluang Anda untuk menanamkan image produk yang Anda tawarkan di hati para konsumen. Sehingga Anda dapat menentukan positioning yang tepat, sesuai dengan target pasar yang Anda bidik.

Positioning  

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.




Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Artinya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai.

Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.

Peran Positioning Dalam Strategi Pemasaran 

Menurut Craven (1991:270)bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan(total situation analysis).

Product Positioning

Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985: 37), yang juga mengemukakan definisi product positioning
sebagai berikut:
“The positioning process should begin with the product themselves. To gain a strong product positioning, a company must differentiate its product from all other products on the market. The goal is to give theproduct a unique position in the market place.”
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.

Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna(1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Perusahaan perlu mengkutitrend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.
2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond,).
4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.

Product Positioning Strategy
Product positioning sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena penempatan produk tersebut ditujukan melayani target market tertentu.

Menurut Kotler (1997:265 ) product positioning  dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain: 

1. Penentuan posisi menurut atribut
2. Penentuan posisi menurut manfaat
3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya   
4. Penentuan posisi menurut pemakai
5. Penentuan posisi menurut pesaing
6.Penentuan posisi menurut kategori produk
7. Penentuan posisi harga atau kualitas 

Definisi Positioning

          Positioning menurut para ahli
Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.
Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.

Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen.

Jadi Positioning adalah strategi komunikasi yang berdasarkan pada data yang telah diperoleh dari segmentasi dan targeting guna memberikan citraproduk kepada pelanggan.
Konsep Positioning
Secara umum, ada tiga tipe konsep postioning :
Ø  Functional positions
ü  Pemecahan masalah
ü  Menyediakan manfaat bagi konsumen
ü  Memperoleh persepsi yang menyenangkan dari investor

Ø  Symbolic positions
ü  Peningkatan citra diri
ü  Identifikasi diri
ü  Rasa ikut memiliki dan tingkat penghargaan lingkungan terhadap perusahaan
ü  Membangun pengaruh yang cukup kuat dalam segmen pasar tertentu

Ø  Experiential positions
ü  Mampu menstimulasi sensor motorik
ü  Mampu menstimulasi sensor kognitif

Pendekatan Positioning
Dalam melaksanakan positioning produk, bisa ditetapkan melalui salah satu dari empat pendekatan sebagai berikut:
1.       Ciri produk
Suatu produk harus mempunyai ciri tersendiri agar dapat dengan mudah diingat oleh konsumen.
2.       Harga dan kualitas
Harga yang ditawarkan harus sebanding dengan kualitas yang diberikan agar tidak terjadinya kesalahan harga yang terlau tinggi ada terlalu rendah.
3.       Penggunaan
Kita harus mengetahui pada saat apa dan dalam situasi apa produk kita dapat digunakan
4.       Pengguna produk
Sebelum memasarkan produk tersebut kita harus mengetahui siapa dan konsumen yang bagaimana yang akan menggunakan produk kita (target market).
Proses Positioning Produk
Pada umumnya, proses postioning produk melibatkan :
  • Mendefinisikan ke segmen pasar mana produk tersebut akan disaingkan
  • Mengidentifikasikan dimensi atribut dan kemasan untuk menentukan seberapa besar pasar
  • Mengumpulkan informasi dari konsumen tentang persepsi mereka tehadap produk dan produk pesaing
  • Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap produk
  • Mengukur seberapa besar pasar produk pesaing
  • Mengukur kombinasi target pasar untuk menentukan variabel marketing dalam melakukan marketing mix
  • Menguji ketepatan antara
  • Daya saing produk kita dengan produk pesaing
  • Posisi produk kita dalam persaingan
  • Posisi vektor idela dalam marketing mix

Strategi Positioning

Strategi product positioning dilakukan sebagai suatu strategi yang digunakan untuk menanamkan suatu citra produk di benak konsumen sehingga produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan.
Berikut 7 cara atau strategi melakukan product positioning yang dijelaskan Kotler (1997:265).

1.    Pemposisian berdasarkan atribut (attribute positioning).
Memposisikan dengan cara menonjolkan atribut (komposisi atau bahan-bahan, ukuran, spesifikasi) produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya.
Contohnya samphoo lifebuoy yang memiliki ukuran lebih banyak namun harganya sama dengan shampoo lain.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHgOt-x8PoeCmVaHUsW8J6y00VGG9os0AtHOenefl1H9A_1QQAmwRIYEavwQAaj8lfsmEw7fO4xTL1ytlE7MEM7RkJatlVvsTnXklsdy9j3sW7EHj4_ZzVHzZ79m3GI_OlwC3jhQHgDlyw/s200/lifebuoy_sachet15d.jpg

2.    Pemposisian berdasarkan manfaat (benefit positioning).
Dalam hal ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu.
Contohnya Hilo teen bermanfat sebagai peninggi badan untuk remaja sedangkan hilo gold bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang lansia (usia 51thn keatas).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2Db3H1CErWZ67E50xBvobOcv7Xm-uKTG7uP76a13nGGWIXgifFVmPZeE50IwSx8_n3Qdfgat8sIGEpvcPaaNPB7uJmot2B8ZZ4DPKbc5L9caJzDNERziMA7bBDmH05IdfaC5BzVmIaSBQ/s200/hilo+teen.jpg
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgysdh2QU3c3P20XmKTNKNO9Erks1AZqYZnR4WwO6zj0C59UQS8gZhUyHF89432wBqVKzl72doZ382bsfn79HWV7ZXR2UdYqGeyva9NynnX1tekhij1XLvYw_JbBb9L2LNuBiV-4P6hSIjC/s200/hilo_gold_vanilla_500g.png
3.    Pemposisian berdasarkan penggunaan (use-application positioning).
Contohnya Mobil Listrik yang hanya digunakan untuk jarak yang tidak begitu jauh dengan New daihatsu xenia 1.0 yang dapat digunakan untuk jarak yang lebih jauh seperti luar kota.
4.    Pemposisian berdasarkan pemakai (user positioning).
Memposisikan sebuah produk berdasarkan target marketnya.
Contohnya Garnier Men yang diperuntukan untuk konsumen laki-laki dan Garnier Women Pure Active Pore yng diperuntukan bagi konsumen wanita.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWHpQ-EjNrtgj7LPfYlIcOhrZqZuqAVVo9IROsAuqmWNcurW6iYYvhIjVaUhB-6ReQoIT576Z5tllnjt3x7t4up0rtGKlUbXgtr7rGJgboQROnQ1FwIZWDHRUpEY2MTh6RIS3nX0yyZg4n/s200/garnier+women.jpg             Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnEHfvwHqIuv4uVMXla3hCz4XlyelMGiD3nm-63n7jTn7B1zbD_0DJUKWcClK33yhg2T4UqR4UeIWntzf5TqSjFBYduG7E6X0fKfldGD4_VbK7QJ_xNtMNhm7wgypndt3dhmwsFaTYb0Ff/s200/garnier+men.jpg    

5.    Pemposisian berdasarkan pesaing (competitor positioning).
Memposisikan berdasarkan produk yang dihadirkan oleh kompetitor, apakah produk tersebut diposisikan sama dengan kompetitornya atau berbeda.
Contohnya Samsung Galaxy SII vs iPhone 4S yang memiliki spesifikasi yang hampir sama.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeO2qWZjXwoEuOBuCdwqJKT5-O2P8SJauXH-n83iKrNMZVMuK-3Gt-8KbvrXFC_TNsPuCligEC2Iz6VoBQ3pDHHrErXVIW7rvVgNVVtb-rzIhXVhwfKGXTHfu0S2BLMzVNeP8v4DpJC0oG/s200/iPhone+4S+vs+Samsung+Galaxy+SII.jpg

6.    Pemposisian berdasarkan kategori produk.
Memposisikan berdasarkan kategori produk yang dihasilkan. Yaitu berdasarkan kualitas produk, harga maupun target konsumen yang menggunakan produk tersebut.
Contohnya : Hp Smartphone dengan hp biasa tentu akan berbeda spesifikasi maupun harganya.
7.    Pemposisian berdasarkan mutu dan harga produk (product category positioning).
Memposisikan berdasarkan harga atau mutu yang ditawarkan oleh produsen, apakah dengan harga tinggi atau rendah, juga mutu yang tinggi, sedang, dan rendah.

Contohnya Developer perumahan mewah yang menawarkan rumah berlantai 2 dengan halaman luas dan memiliki fasilitas lengkap (mutu tinggi) maka akan menjual dengan harga tinggi pula.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan Positioning :
  1. be Creative
  2. Simplicity
  3. Consistens yet fleksibel
  4. Own, Dominant, Protect
  5. User their language
BRANDING
Branding, merupakan sebuah kata yang berasal dari kata dasar Brand, yang berarti Merek. Akan tetapi, ketika kita mencari arti kata Branding didalam kamus bahasa inggris, kita tidak akan menemukan arti yang sesuai. Sedangkan begitu banyak macam pengertian branding yang bertebaran didunia maya hingga buku sekalipun, yang tentunya bisa membingungkan kita. Lalu bagaimana arti branding seharusnya ?
Didalam hal ini, saya menterjemahkan kata Branding dengan arti Memperkuat merek produk ataupun jasa. Kita semua mengetahui, bahwa fungsi dasar dari sebuah merek adalah sebagai pembeda antara yang satu dengan yang lainnya. Namun, dengan adanya dinamika didalam derasnya kompetisi pasar, sebuah merek membutuhkan kekuatan dan pengelolaan. Unsur-unsur yang mempengaruhi kekuatan sebuah merek adalah, dari apa yang anda lihat (tangible), dan dari apa yang anda dengar dan yang anda rasakan (intangible).
Kedua unsur diatas merupakan syarat utama untuk membangun kekuatan sebuah merek didalam kompetisi pasar. Lalu, elemen apa saja yang terdapat di kedua unsur tersebut ? Elemen-elemen yang terdapat didalam kedua unsur tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Tangible : Produk, packaging/kemasan, identitas visual, dsb.
  2. Intangible : Kualitas produk dan jasa.
Brand yang efektif akan menggambarkan siapa perusahaan/Anda, apa yang perusahaan/Anda buat dan bagaimana membuatnya, sementara pada saat yang bersamaan juga menetapkan relevansi dan kredibilitas perusahaan/Anda dihadapan prospek klien atau konsumen. Brand lebih dari sekedar tampilan logo yang menarik secara visual.

BRAND AWARENESS
Apa itu brand awareness? Mungkin sebagian dari kita ada yang belum familiar dengan istilah tersebut. Yang dimaksudkan dengan brand awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah merek. Dalam hal ini tentunya bisa meliputi nama, gambar/ logo, serta slogan tertentu yang digunakan para pelaku pasar untuk mempromosikan produk-produknya.
Video Praktisi
Description: http://cdn.bisnisukm.com/2014/08/Mencari-Ide-Bisnis-dari-Limbah-Rumah-Tangga-Eleven-Craft-300x111.jpg
Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand produknya. Sebab, tak bisa kita pungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat brand produk Anda, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan.
Menurut Aaker, brand awareness sendiri didefinisikan menjadi 3 tingkatan, yakni sebagai berikut :
  1. Brand recognition (pengenalan), merupakan tingkatan yang paling rendah, dimana para konsumen baru mengenal sebuah merek dan masih membutuhkan alat bantu untuk bisa mengingat merek tersebut.
  2. Brand recall (mengingatkan kembali), kesadaran merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan/ penyebutan ulang untuk mengingat merek produk.  
  3. Top of mind (puncak), adalah tingkatan tertinggi dimana merek tertentu telah mendominasi benak para konsumen, sehingga dalam level ini mereka tidak membutuhkan pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk tertentu.
Untuk bisa sampai ke level top of mind, tentunya dibutuhkan strategi promosi khusus untuk menanamkan brand produk yang cukup kuat. Lalu, kira-kira langkah apa saja yang bisa Anda jalankan untuk membangun brand awareness dalam benak pelanggan? Berikut kami informasikan tips pemasaran sederhana yang bisa Anda jalankan dari sekarang.
Description: brand-awareness
  • Pastikan bahwa nama brand yang Anda usung cukup mudah diingat para konsumen. Contohnya saja seperti merek air mineral “Aqua” yang sekarang ini menjadi top of mind dari produk air mineral.
  • Buatlah pesan unik yang membedakan merek Anda dengan produk kompetitor. Strategi promosi seperti ini bisa kita lihat dari kesuksesan produk biscuit Oreo, dimana sang pelaku pasar memperkenalkan cara makan oreo yang unik, dan sengaja menggunakan model anak untuk membidik pangsa pasar yang diinginkan (konsumen anak-anak).
  • Menggunakan slogan atau jargon yang membantu konsumen untuk mengingat brand. Strategi promosi seperti ini bisa kita lihat dari kesuksesan iklan Indomie. Dimana sang produsen mengusung slogan “Indomie..Seleraku!” yang sekaligus bisa membantu para konsumen untuk mengingat brand mereka.
  • Pilihlah logo atau simbol yang dapat dihubungkan dengan brand produk. Contohnya saja seperti kesuksesan logo McDonald’s yang menggunakan lambang menyerupai huruf “m” berwarna merah, sesuai dengan huruf awal yang tertera pada nama brand mereka.
  • Lakukan pengulangan untuk mempertajam ingatan para konsumen. Dalam hal ini Anda bisa menjadi sumber inspirasi bagi mereka, meningkatkan daya tarik brand Anda dimata para konsumen, merangkul konsumen dalam kegiatan promosi, dan berkomitmen untuk melibatkan brand tersebut dalam setiap kegiatan.

Brand Equity (Kekuatan Suatu Merek )

Menurut Susanto dan Wijanarko (2004), dalam menghadapi persaingan yang ketat, merek yang kuat merupakan suatu pembeda yang jelas, bernilai, dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu dalam strategi pemasaran (p. 2). Keller (1993) juga menyatakan bahwa brand equity adalah keinginan dari seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak. Pengukuran dari brand equity sangatlah berhubungan kuat dengan kesetiaan dan bagian pengukuran dari pengguna baru menjadi pengguna yang setia (p. 43).
Beberapa pengertian brand equity adalah:
1.     Susanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan (p. 127).
2.     East (1997), “Brand equity or brand strength is the control on purchase exerted by a brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be exploited to produce revenue” (p. 29).
Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
3.     Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential effect that knowing the brand name has on customer response to the product or service” (p. 292).
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.
Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.
4.     Soehadi (2005), kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
a.     Leadership
kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut non-harga.
b.     Stability
Kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
c.     Market
Kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
d.     Internationality
Kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara atau daerah lain.
e.     Trend
Merek menjadi semakin penting dalam industri.
f.      Support
Besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
g.     Protection
Merek tersebut mempunyai legalitas (p. 147).
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004) yang mengadaptasi teori Aaker, brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori:
®   Brand awareness
Beberapa pengertian brand awareness adalah sebagai berikut:
·      Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.
·      Menurut East (1997), “Brand awareness is the recognition and recall of a brand and its differentiation from other brands in the field” (p. 29).
Artinya brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek dan pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan.
Jadi brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu brand dan yang menjadikannya berbeda bila dibandingkan dengan brand lainnya.
Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu:
1.     Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2.     Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3.     Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4.     Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
1.     Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2.     Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3.     Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4.     Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.

®   Perceived quality
Didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang
diharapkan.
®   Brand association
Adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk.
Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan.
Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.
®   Brand loyalty
Merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas memiliki tingkatan sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
1.     Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).
2.     Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang digunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer).
3.     Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila melakukan penggantian ke merek lain. Para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.
4.     Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek tersebut.
Pilihan konsumen terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.
®   Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Para pelanggan mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi pelanggan baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa pelanggan sebenarnya(commited buyers).
®   Other proprietary brand assets
Adalah hal-hal lain yang tidak termasuk dalam 4 kategori diatas tetapi turut membangun brand equity (pp. 127-134).
Sedangkan menurut Kim dan Kim (2004), brand equity meliputi 4 hal, antara lain loyalitas merek, perceived quality, citra merek, dan brand awareness.

http://mynameisekabayu.blogspot.com/2012/10/pengertian-markom.html